Banjar, Al Azhar Media
Sejumlah santri Pondok
Pesantren Miftahul Huda Al Azhar, Citangkolo, Banjar, Jawa Barat melaksanakan
doa dan tahlil bersama di Aula Jadid, pada Senin (11/1). Kegiatan itu dilakukan
dalam rangka mendo’a-kan dan
menghormati keberangkatan Muhammad Rifky Mubarok Hidaytulloh. Sosok yang akrab
disapa Kang Barok itu akan menimba ilmu di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.
Pimpinan Pengasuh Pesantren
Miftahul Huda Al-Azhar KH Munawir Abdurrohim yang memimpin langsung kegiatan
doa bersama itu menyampaikan, “santri
harus punya keinginan serta cita-cita yang tinggi”.
“Santri tidak boleh berkecil
hati. Karena jika keinginan kita kuat, Allah SWT pasti akan memberikan jalan. Karena dengan itu kita akan bisa
terangsang untuk terus bekerja keras dalam belajar,” kata Romo Kiai Munawir
dalam sambutannya.
Kegiatan itu diikuti seluruh
santri putra dan putri dengan penuh antusias. Disambut pula dengan gemuruh
tepuk tangan dan decak kagum. Pasalnya, Kang Barok dikenal dengan seorang yang
kerap menjadi photographer setiap
kegiatan pondok dan kerap melempar guyonan. Kabar ia akan menimba ilmu di Al-Azhar Cairo itu membuat kejutan luar biasa. Hal itu tentu lantaran kerja
keras dan ketekunan Kang Barok.
Dalam suatu waktu, ia pernah
bercerita bahwa ia sudah mengikuti tes hampir tiga kali berturut-turut dan
selalu menemui kegagalan. Namun dengan
bekal tekad dan semangat kuat, ia terus bejalar hal-hal berkaitan dengan studi
di Al-Azhar Cairo Mesir. Sebab
sudah menjadi cita-citanya sejak lulus dari SMK dan didukung penuh oleh
kakeknya.
“Kakek ingin salah satu
cucunya ada yang bisa menimba ilmu di luar (Timur Tengah),” begitu kata sang
kakek, disampaikan Kang Barok.
“Ditambah waktu itu saya
sedang dalam kondisi galau karena waku itu guru kita semua KH Muslih
Abadurrohim wafat,” sambungnya.
Dari situ, ia memutuskan
untuk pergi ke luar kota yakni Pare, Kediri, Jawa Timur. Hal itu untuk
dilakukan guna menghibur diri serta les Bahasa Arab selama sebulan di sana.
Lalu keinginan Kang Barok untuk belajar di Timur Tengah kian kuat.
“Saya terus belajar meskipun
dalam kondisi pandemi di pondok, saya selalu bertanya perihal permasalahan yang
tidak saya ketahui ke Abah Munawir atau ke Gus Syafiq serta teman
pengurus-pengurus lainnya,” kata Kang Barok.
Ia mengaku mengikuti
pendaftaran tes Tahdid Mustawa Camaba Al-Azhar Cairo, di Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (Pusiba) Organisasi
Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia.
“Kebetulan (Pusiba OIAA
Cabang Indonesia) membuka placement test angkatan ketiga Calon Mahasiswa Baru
(Camaba) Universitas Al-Azhar Kairo tahun akademik 2020-2021,” paparnya.
Dikutip dari halaman resmi
Komite Pendidikan Luar Negeri, dalam kondisi pandemi Covid-19 ini, pada awalnya
Pusiba lebih fokus pada upaya menyukseskan proses pengajaran dalam jaringan
(daring) yang dilakukan pada peserta angkatan kedua yang akan selesai pada
pertengahan Juni 2020.
Pusiba sendiri belum
merencanakan seleksi berikutnya untuk angkatan ketiga, hingga akhirnya turun
arahan atau ta’limat dari Pusat Bahasa di Cairo
terkait pelaksanaan Tes Tahdid Mustawa. Kebijakan itu terkait seleksi dan
pengajaran di Pusiba, terlebih dalam situasi khusus seperti pandemi saat ini.
“Melihat peluang tersebut
tentunya saya segera bergegas daftar dan alhamdulillah diberi kemudahan dalam
mengikuti tes dan lolos tercatat sebagai calon mahasiswa. Saya percaya ini
adalah barokah dari para guru-guru dan kiai, serta orang tua saya di rumah
dalam mendoakan saya. Tentunya jika tanpa doa restu, wallahua’lam akan bisa
sejauh ini,” jelas Kang Barok.
Ia pun berpesan kepada para
santri agar terus menjaga semangat untuk belajar, patuh terhadap kiai, dan
menaati segala aturan di pondok. Sebab itulah, menurutnya, yang dapat
mengantarkan santri ke gerbang kesuksesan.
“Bagi kakang-kakang santri
dan mbak-mbak santri kita jaga semangat kita untuk belajar, nderek kiai, dan
taat pondok. Karena itu yang mengantarkan kita ke gerbang kesuksesan,”
pungkasnya.
(Syahrul Mubarok/Editor: Bad’ul/Alazhar
Media/11/01/2021)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar