Banjar, Alazhar Media
Pada hari Minggu, tanggal 1 Maret 2020 sampai dengan
hari Senin, 2 Maret 2020 Pengurus Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar
melakukan kunjungan ke Pesantren Sunan Pandanaran Yogyakarta dalam rangka
sharing untuk memperbaiki sistem keuangan dan persiapan Penerimaan Santri Baru (PSB)
Tahun Baru 2020/2021. Dalam kunjungan tersebut didatangi langsung oleh Gus
Ahmad Bananu Syafiq selaku Ketua Umum Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar, Bendahara
Pusat Putra serta Ketua Panitia dan Sekretaris
PSB Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar.
Dalam kunjungan tersebut Pengurus Al-Azhar bertemu
dengan Kang Ahmad Rojafi selaku ketua panitia PSB, para pengurus bendahara madrasah,
dan pengurus BMT. Banyak hal yang ditanyakan oleh pengurus Al-Azhar dalam hal
untuk memperbaiki sistem keuangan dan persiapan PSB Tahun Baru 2020/2021. Hal-hal
yang ditanyakan mengenai keuangan yaitu bagaimana pengelolaan sistem keuangan,
sistem aplikasi keuangan yang dipakai, perekapan keuangan, penarikan tunggakan
santri, struktur dan tugas masing-masing bendahara madrasah, pondok, yayasan
dan BMT (Baitul Maal Wa Tamwil). Untuk hal-hal yang ditanyakan oleh pantia PSB yaitu
sinkoronisasi dalam hal penerimaan santri baru baik lembaga sekolah dan pondok,
sistem yang digunakan Pesantren Pandanaran dalam menerima santri baru, cara
pengurusan data santri, tes masuk santri, pembayaran santri baru,
fasilitas-fasilitas yang didapatkan santri baru di pesantren Pandanaran, dan
cara soan santri baru kepada pengasuh.
Pengurus Al-Azhar melakukan kunjungan ke Pesantren
Pandanaran karena dirasa Pesantren Pandanaran layak dijadikan contoh karena
telah berhasil dalam hal manajemen dan administrasi pesantren dan madrasah. Semua
komponen lembaga berjalan secara bersamaan tanpa berjalan sendiri-sendiri khususnya
antara pondok dan sekolah baik dalam hal keuangan dan PSB. Pesantren Pandanaran
sendiri memiliki lembaga madrasah dari mulai PAUD, RA, MI, MTs, MA dan Sekolah
Tinggi. Semua santri yang ada di Pesantren Pandanaran wajib mondok walaupun
santri tersebut rumahnya dekat dengan pesantren.
Dalam hal keuangan, Pesantren Pandanaran memiliki 1
pintu jalur pengelolaan dan dikelola oleh BMT. BMT merupakan semacam BANK yang
ada di pesantren. Namun, setiap lembaga pondok dan madrasah juga ada
bendaharanya masing-masing. BMT berfungsi sebagai penampung dan juga pengelola
keuangan. Sementaara bendahara masing-masing lembaga bertugas sebagai pengelola
di lapangan dan memberikan laporan
pertanggungjawaban keuangan kepada BMT. Di dalam BMT tersebut juga
terdiri dari bendahara pondok dan madrasah, karena untuk memudahkan penyaluran
dana yang dikeluarkan. Bendahara madrasah juga menjelaskan bahwa santri tidak
memegang uang saku dan ATM, karena dikhawatirkan uang hilang. Uang jajan santri
setiap harinya dikelola oleh BMT. Santri hanya boleh memegang uang saku Rp
20.000 perhari, jika lebih dari jumlah tersebut, maka harus ada izin dan tanda
tangan pengurus. Setiap orang tua yang akan mengririmkan uang jajan, biaya
pondok dan madrasah melalui transfer BRI Virtual Account. Setelah pengurus BMT
menerima transfer dari bank maka dimasukan uang tersebut ke dalam pengelolaan
keuangan BMT. Penarikan tunggakan bagi santri yang menunggak dilakukan dengan
cara berkunjung kepada orang tua santri, penarikan oleh wali kelas, dan bagi
santri yang di madrasah mempunyai tunggakan di pondok dan madrasah tidak boleh
mengikuti ujian pondok dan madrasah.
Kang Rojafi selaku ketua PSB menjelaskan bahwa sampai
Bulan Februari ini, Pesantren Pandanaran sudah menerima 1.000 santri baik putra
dan putri dan akan dibuka lagi pendaftaran gelombang kedua pada Bulan April. Penerimaan
santri baru di Pesantren Pandanaran 1 pintu (menyatu) antara lembaga madrasah dan sekolah. Pesantren
Pandanaran dalam hal promosi pondok dan madrasah tidak melakukan sosialisasi.
Pesantren Pandanaran dalam hal promosi menggunakan media online yaitu
melalui facebook, instagram, youtube dan website, serta memperdayakan alumni
dan saudara santri. Panitia PSB terdiri dari 90 orang termasuk di dalamnya dari
pihak lembaga madrasah dan sekolah. Sistem penerimaan santri baru di Pondok
Pesantren Pandanaran menggunakan sistem online melalui website PSB.
Untuk data santri tidak mengumpulkan berkas-berkas dalam bentuk hardcopy tetapi
dengan cara mengirimkan upload foto dalam bentuk softcopy.
Biaya masuk di Pesantren Pandanaran Rp 8.600.000,
jumlah tersebut diberi jangka waktu 7 hari untuk pelunasan. Untuk mendapatkan
kamar, santri minimal harus membayar biaya Rp 6.000.000. selain itu tim PSB
Pesantren Paandanaran juga memiliki Tim Psikotes untuk mengenali psikolog
santri. Bagi santri yang hendak mendaftar ke Pesantren Pandanaran harus melalui
tahapan-tahapan berikut: daftar online, upload berkas, download dan
print hasil daftar, datang sesuai tes tanggal, lulus ke tahap berikutnya,
validasi data, pembayaran, cetak nomor kamar dan KTS (Kartu Tanda Santri).
Untuk santri yang sudah diterima di Pesantren Pandanaran akan diberikan KTS
yang disiapkan dan dibuatkan sendiri oleh panitia PSB. Setiap santri hanya
memilki 1 KTS dan berlaku untuk pondok dan sekolah.
Gus Syafiq selaku Ketua Umum Santri Pesantren Miftahul
Huda Al-Azhar mengharapkan sistem keuangan dan tata cara peneriamaan santri
baru yang ada di Pesantren Pandanaran bisa diterapkan di Pesantren Al-Azhar.
Melihat dari sistem, manajemen dan administrasi yang baik dan tertata rapi juga
semua lembaga pondok dan madrasah/sekolah semuanya berjalan secara
berisnergi/bersama-sama.
(Report:
Ust. Ridwan/Editor: Ust. Bad’ul/Alazhar Media/04/03/2020)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar