Pesan Amanah atau kisah-kisah teladan tentang amanah
sering didengar dari para guru-guru dan kiyai, manakala memberi wejangan pada
pengurus baru dalam seremoni pelantikan pengurus pesantren. beliau
mengisyaratkan betapa beratnya mengemban Amanah sekaligus memberi motivasi dari
ketabahan menjalani amanah ia akan menerima buah atau balasan yang
membahagiakan. Kisah Amanah sendiri juga terekam di surat al-Ahzab ayat: 72, “sungguh kami telah menawarkan amanat kepada
langit, bumi, gunung-gunung. Tapi
semuanya enggan untuk memikul amanat tersebut. Dan mereka khawatir tidak melaksanakan (sebab berat). Lalu dipilihlah amanat oleh manusia.
Sungguh manusia sangat dzalim dan bodoh”.
Mufasiriin berbeda pendapat mengenai apa
isi dari amanat tersebut. Dalam kitab durrotunnasihin, ada yang berpendapat bahwa, yang dikehendaki amanat
tersebut adalah “ta’at”, Ada pula yang berpendapat amanat tersebut
bermakna syari’at meliputi shalat, zakat puasa
dan syari’at lainnya kemudian sebagian ulama lainnya
mengemukakan yang dikehendaki dari amanat tersebut adalah al-Qur’an.
Ada kisah mengharukan yang masih berhubungan dengan pendapat
ini. Ketika hari kiamat Allah SWT berkata
pada lauh mahfudz: “bagaimana amanat yg aku titipkan padamu, apa yg kau
perbuat padanya? Luh mahfudz menjawab: “wahai tuhanku, aku titipkan pada
isrofil”. Mendengar jawaban lauh
mahfudz, Allah SWT memanggil
isrofil lalu mengajukan pertanyaan yang sama. “aku titipkan pada mikail” jawab
isrofil. Dan malaikat mikail pun ditanya dan pertanyaan bergulir ke malaikat
jibril. Jibril menjawab: “aku sampaikan
pada Kekasihmu, Muhammad SAW.” Kemudian Allah
SWT segera mengutus malaikat untuk
mendatangkan Kekasihnya dengan ucapan yg lembut. Sesampainya sang kekasih yaitu Nabi Besar
Muhammad SAW, Allah
mengutarakan pertanyaan: “wahai kekasihku, apakah jibril telah menyampaikan Qur’an pada engkau?”. “betul” jawab kekasihnya. “apa yang engkau lakukan dengan amanat
tersebut?” “aku sampaikan pada umatku, ya
Rabby”, Mendengarkan
penjelasan Nabi Muhammad
SAW, Allah SWT menyuruh para malaikat
memanggil umatnya untuk mempertanggung jawabkan amanat yg diterima. Sebelum
malaikat menyampaikan
perintah amanat kepada Nabi
Muhammad SAW (Habibullah) menyampaikan keberatan. “yaa
Allah, umatku sangatlah lemah, sangatlah teledor dalam mengemban amanah.
Izinkan aku bertemu nabi Adam as.
Setelah mendapat izin,
Nabi Muhammad SAW sowan atau bertemu nabi Adam As, dan berkata: “wahai adam, engkau bapak
dari seluruh manusia, sedangkan aku nabinya. Oleh karenanya tanggunglah
setengah dosa-dosa mereka dan akupun setengah sisanya”. Namun nabi adam
menjawab tak sesuai harapan: “aku sudah berat
mengurus diriku sendiri dan itupun aku tak mampu”. Mendengar jawaban Adam as, Nabi Muhammad SAW kembali menghadap
Allah
SWT. beliau sujud
dibawah ‘Arsy. dan butiran air mata mengalir deras sebab beliau tahu apa
yg akan dialami ummatnya sebab mengemban amanah (al-Qur’an). Dan Beliau berdoa: “Yaa Allah, aku tidak memintakan untuk
diriku, Fatimah putriku dan tidak pula untuk hasan dan husain. Yang aku kehendaki
untuk ummatku”. Allah
mengabulkan harapan Nabi Muhammad SAW (sang kekasih) dengan perkataan lembut,
kasih seraya
memuliakan: “wahai kekasihku, angkatlah dari sujudmu.
Berikan syafa’at umatmu, aku meridhoi ummatmu seperti halnya engkau ridho. Bahkan
lebih dari itu”.
Semoga kita
semua menjadi manusia yang amanah dan dapat menauladani Habibullah Nabi Besar Muhammad SAW.
“ALLAHUMMA SHALI’ALA SAYYIDINA
MUHAMMAD…”
Penulis : Gus A. Zulfi Fahmi
Editor : Bad’ul Hilmi AR
(Al-Azhar Media/02/06/2020)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar