Kitab Ta’limul Muta’alim
di karang oleh Syekh Zarnuzi, kitab ini berisi tentang pentingnya adab dalam
mencari ilmu, kitab Ta’limul Muta’alim merupakan kitab yang masuk dalam jajaran
waktu yang paling tua dalam dunia literasi Islam yang membahas Tarbiyah (pendidikan)
dan Ta’lim (Pengajaran), kitab ini juga dijadikan rujukan dan menjadi
salah satu kurikullum hampir di seluruh pondok pesantren di nusantara yang berfokus
membahas ilmu adab dalam mencari ilmu.
Dalam ulasan dan isi dari kitab Ta’limul Muta’alim termuat 13
Fasal pembahasan yang masing-masing dari setiap fasal memiliki pesan nasihat
tentang adab khususnya bagi para pencari ilmu (santri), isi pembahasan
dalam kitab tersebut adalah buah dan petuah yang berawal dari alasan Syekh
Zarnuzi dalam muqodimah kitab tersebut, beliau mengungkapkan bahwa :
(تعليم
المتعلم : ص 3-4 )
فلما رأيت كثيرا من طلاب
العلم فى زماننا يجدون إلى العلم ولايصلون أومن منافعه وثمراته وهى العمل به والنشر ـ يحرمون لما أنهم
أخطأوا طريقه وتركوا شرائطه، وكل من أخطأ الطريق ضل، ولاينال المقصود قل أو جل،
فأردت وأحببت أن أبين لهم طريق التعلم على ما رأيت فى الكتب وسمعت من أساتيذى أولى
العلم والحكم
Terjemah : Kalau saya melihat (memperhatikan)
para pelajar (santri), sebenarnya mereka telah bersungguh-sungguh dalam
mencari ilmu, tapi banyak dari mereka tidak mendapat manfaat dari ilmunya,
yakni berupa pengamalan dari ilmu tersebut dan menyebarkannya. Hal itu terjadi
karena cara mereka menuntut ilmu salah, dan syarat-syaratnya mereka tinggalkan.
karena, barangsiapa salah jalan, tentu tersesat tidak dapat mencapai tujuan.
Oleh karena itu saya ingin menjelaskan kepada santri cara mencari ilmu, menurut
kitab-kitab yang saya baca dan menurut nasihat para guru saya yang ahli ilmu
dan hikmah. (Kitab Ta’limul Muta’alim Hal. 3-4)
Tantangan era jaman yang semakin modern
menuntut para pembelajar khususnya santri dapat menempatkan dirinya dalam
berbagai bidang keilmuan, hal ini tentu dirasa berat karena bagi para santri
yang harus mampu menempatkan dirinya berada di tengah antara ilmu agama dan
ilmu pengetahuan umum, memilah dan menentukan tujuan dalam konteks kekinian,
menjadi hal yang wajib bagi pelajar Islam khususnya para santri.
Dua arah sub keilmuan antara ilmu agama dan
ilmu pengetahuan yang sangat berbeda latarbelakangnya, baik nilai implementasi
ataupun cara berfikirnya, satu arah sub keilmuan dalam agama Islam akan
bermuara kepada pemikiran, sikap ataupun akhlak misalkan: ilmu tajwid yang membahas tentang
bagaimana tata cara membaca al-Qur’an, ilmu Aqidah yang membahas tentang
keimanan dan batasan yang akan menjadi pagar kepercayaan, ilmu akhlak membahas
tentang bagaimana tata cara bersikap dalam semua arah, baik dengan sang
pencipta, manusia ataupun alam dan makhluk ciptaannya (Allah SWT), ilmu sejarah
membahas tentang suatu peristiwa atau kejadian masa lalu yang diharapkan dapat
di jadikan sebagai Hikmah dan uswah bagai pembelajar agama Islam, ilmu fiqih
membahas tentang tata cara dan aturan hukum syari’at yang bersumber dari al-qur’an,
Hadist, Ijma, Qias sebagai nilai produk pemahaman tentang agama Islam pada
umumnya, ilmu Ushul Fiqh membahas tentang point per point terkait rumusan dasar
akan pemahaman agama Islam dari para Ulama salafussholih, Ilmu Nahwu dan Shorof
membahas tentang qo’idah (aturan) bagaimana meletakan dan menarik pemahaman
dari bahasa arab yang menjadi bahasa utama dalam sumber rujukan agama islam
baik al-Qur’an, Hadist, Ijma, Qias ataupun Qoul Ulama yang banyak di tuangkan
dalam kita-kitabnya sebagai produk untuk ‘awamul muslimin yang
memudahkan dalam hal penggalian sumber hukum dan pemahaman agama Islam, dan
masih banyak lagi ilmu cabang agama Islam yang sejatinya akan bermuara kepada
pemikiran, sikap dan akhlak manusia, semua itu di berikan oleh Allah SWT
sebagai petunjuk bagi umat Islam.
Satu arah sub keilmuan yang lainnya, yang
sejalan dengan tantangan jaman modern adalah Ilmu pengetahuan umum yang
notabenenya akan bermuara kepada nilai keduniawi-an sebagai jawaban dari era
perubahan misalkan ilmu Matematika membahas tentan alogaritma angka terhadapa fakta
fenomena yang dituangkan dalam bentuk rumusan untuk mencari sebuah jawaban,
ilmu fisika membahas tentang perubahan dan bentuk dari sebuah keinginan manusia
yang termuat dalam bentuk logika rumus, Ilmu biologi membahasn tentang anatomi
dan organ makhluk hidup yang termuat dalam bentuk kaidah dan framing
pengetahuan dan kebutuhan manusia, ilmu Sosiologi, Ilmu Kimia, Ilmu
antropologi, Ilmu sejarah umum, dan masih banyak lagi, yang kesimpulannya akan
bermuara kepada nilai duniawi jika tidak di control dan di berikan
batasan, namun sebaliknya jika Ilmu pengetahuan umum dijadikan sebagai media
dan tujuan kebaikan maka nilainya akan menjadi muara dan sarana pendukung untuk
tujuan Agama.
kesimpulan dari pemaparan Syekh Zarnuji
terkait alasan mengarang kitab Ta’limul Muta’alim yang tertuang dalam muqodimah
kitabnya adalah tentang ketiadaan manfaat dan sulitnya untuk mengimplementasikan
nilai-nilai agama Islam, hal ini sangat dipengaruhi oleh pengaruh beragam ilmu
pengetahuan yang seyogyanya bagi para santri harus dapat memilah dan menentukan
tujuan dalam mencari ilmu khususnya Ilmu Agama Islam.
(Penulis: Bad’ul Hilmi AR/Ketua Lajnah Bahtsul Masail PP.Miftahul Huda
Al-Azhar Kota Banjar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar