06 April 2023

Tantangan Globalisasi: Bagaimana Santri Berperan Dalam Ruang Strategis Masyarakat Saat Ini?

 



Santri Citangkolo

Pengakuan negara atas nama kontribusi santri dalam membangun negri saat ini sudah ada. Misalkan penetapan hari santri nasional, dan lainnya. 


Hal itu berdasar kepada sejarah para santri jaman dulu yang haus ilmu, rela berkorban demi lingkungan, patuh dan siap mengabdi pada masyarakat, giat, ulet, sangat-sangat istiqomah dalam mengaji dan banyak membaca sumber sumber keilmuan. 


Muhasabah Terkait Peran Santri 

Coba kita sejenak bermuhasabah diri dan mengingat hal itu, saya saat kita ini jauh terbalik di terjang badai ombak globalisasi.


Masuk dalam arus budaya tanpa perduli dan ingin mengerti identitas diri sebagai santri nusantara dan pemuda bangsa. 


Pertanyaannya, santri hari ini termasuk kita, sudah memberikan kontribusi apa dan apa yang bisa di harapkan?


Kita terbelenggu dengan fenomena sosial media bermain asyik dengan whatsapp, gadget dan lain sebagainya. 


Tantangan Santri Saat Ini

Santri saat ini cendrung tidak ingin tahu perkembangan isu publik dan mencoba menyelesaikan problem yang ada. 


Integrasi dan interkoneksi keilmuan santri dengan berbagai problem masalah sosial kemasyarakatan yang ada hari ini sangat dibutuhkan dalam hal penyelesaian dan solusinya.


Misalkan saja, dalam ruang mu’amalat, banyak sekali ibarat/ dalil yang mestinya mampu mengakomodir untuk menjawab persoalan akibat arus perubahan jaman dan budaya sosial.


Akan menjadi sangat sulit untuk mengintegrasikan keilmuan santri yang sebagian besar bersumber dari kitab-kitab salaf.


ketika santri saat ini gagal fokus dalam memahami dan memetakan tasowur (gambaran) persoalan yang terjadi.


Salah Satu Upaya Santri

Salah satu upaya santri untuk dapat mengisi dan berperan dalam ruang-ruang strategis, baik dalam ruang strategis yang memiliki cakupan kecil sampai dengan multi ruang yang lebih besar.


Hal yang paling mendasar dan bisa dilakukan oleh setiap santri adalah dengan menggunakan, mengimplementasikan serta memanfaatkan potensi dirinya dengan akhlak, sikap atau karakter santri. Itu adalah modal utama dan paling awal yang bisa di lakukan.


Pintu dan wadah ruang itu akan otomatis terbuka, tentunya sesuai dengan kapasitas, kemampuan dan cara berpikirnya.


Contoh saja, hari ini kementrian BUMN memakai slogan dengan istilah "Ahlak" (Amanah, Harmonis, Loyalitas, Adaptif dan Kolaboratif).

Ini semua berkaitan dengan karakter, seharusnya santri mampu dan bisa menempatkan posisinya di garda percontohan. 


Perkembangan teknologi, pola ekonomi dan bisnis serta kebiasaan pemuda dan pemudi akan mejadi tantangan tersendiri bagi seorang santri. 


Itu salah satunya,terkait kapasitas, kemampuan dan bagaimana cara berpikirnya itu di kembalikan kepada masing-masing individu itu sendiri.


Penulis: Bad'ul Hilmi Ar

Editor: Azmi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar