Citangkolo, Jum'at 30 Desember 2018
Setiap
lembaga pendidikan harus siap dengan perubahan, jika ingin maju dan berkembang
maka perlu adanya penambahan budaya baru dalam kegiatan belajar mengajar,
seperti yang dilakukan Madrasah Diniyah Ulya Al Azhar (MDUA), menjadikan
Koreksian Kitab sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semester Ganjil.
“semua
santri yang akan mengikuti Ujian Akhir Semester Ganjil wajib mengikuti
koreksian kitab (KORTAB)”ungkap Gus M Basiturrijal, selaku Mudier
MDUA,(27/11/2018).
Dalam
pelaksanaanya, Kortab ini ditujukan agar para santri memiliki kemampuan menulis
pegon dengan baik dan benar, selain agar mereka dapat kembali muthola’ah kitabnya, juga akan mempercepat
para santri untuk dapat faham dan mampu membaca kitab beserta maknanya, lebih
jauh lagi mereka akan mampu memahami tarkib dan Mausul setiap kalimatnya.
“kalo
tidak kita tuntut untuk melengkapi makna dikitabnya masing - masing, nanti
mereka tidak mau melengkapi makna kitabnya yang bolong, kalo kitabnya saja
sudah tidak lengkap maknanya, kemungkinan mereka akan malas untuk belajar
apalagi membuka kitabnya (Muthola’ah) dikamar”,tambahnya.
Adapun
kitab yang diujikan , antara lain: Kitab Fathul Mu’in, Kitab Bulughul Marom,
Kitab Taklimul Muta’alim, Kitab Alfiyah Ibnu Malik dan Kitab Warokot. Kitab
yang dinyatakan lulus Kortab adalah Kitab yang tidak bolong maknanya lebih dari
lima baris, dimulai dari awal semester sampai batas akhir pelajaran semester
ganjil.
“Koreksian
kitab ini dilakukan dengan dua tahapan, bagi yang tidak lulus ditahapan yang
pertama, maka masih bisa ikut pada tahapan yang kedua. Kiotab ini melibatkan
seluruh Dewan Asatidz sebagai penguji, dan sebanyak lebih dari 130 santri PA
dan PI MDUA yang mengikuti uji Kortab”.
ungkap Kang Zainal Arifin, selaku pengurus MDUA.
Bagi
yang tidak lulus ditahapan yang kedua, maka tidak diperkenankan mengikuti Ujian.
Langkah ini diambil agar para santri sungguh – sungguh untuk belajar dipondok
pesantren, dan benar – benar mentaati peraturan.
“harapan
kami dengan menjadikan Kortab ini sebagai Syarat mengikuti ujian, mereka
menjadi lebih rajin berangkat diniyah dan menumbuhkan budaya menulis dikalangan
para santri”.pungkas Mudier Ulya.
koreksian kitab ini juga dilaksanakan pada jenjang wustho yang di lakukan sehari sebelum pelaksanaan kortab pertama di ulya. penerapan program yang pertama kali di lakukan di wustho di harapkan mampu menjadi pemicu semangat dalam menulis makna di dalam kitabnya.
(Amirul Mukminin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar