01 Desember 2018

Memaknai bulan Kelahirannya Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dengan semangat menimba ilmu


Oleh: Ahmad Zuhri Elwafa

Tradisi belajar mengajar yang berada di pondok pesantren seperti halnya sorogan, bandungan, halaqoh, musyawaroh, diniyah, maupun mengaji al-quran dengan cara musyafahah (bertatap muka) tidak terlepas dari keberlangsungan proses belajar mengajar para Ulama dari mulai Ulama nya para Sahabat sampai Ulama hari ini. Dan itu jelas tidak terlepas dari proses belajar mengajar nya Nabi Muhammad sholla allohu ‘alaihi wasallam terhadap para sahabat.

Kita patut bersyukur di pondokkan di pondok pesantren yang masih memegang tradisi belajar mengajar di pondok pesantren hingga saat ini, walaupun terkadang ada sebagian orang menganggap jumudnya tradisi belajar mengajar di pondok pesantren. Karena satu hal sebagian dari mereka belum mengerti akan keberhasilan para cendekia dari mulai kurun Sahabat Nabi hingga kurun saat ini dengan proses belajar mengajar yang dari dulu hingga sekarang tetap tidak ada perubahan. 

Sorogan, bandungan, halaqoh, musyawaroh, diniyah, maupun musyafahah dalam mengaji al-quran itulah proses belajar mengajar yang membuat para cendekia menyandang keberhasilan sehingga patutlah sebagai Ulama yang warosatul anbiya’ Ulama yang yakhsa alloh takut kepada Alloh. Mengapa demikian, karena antara guru dengan murid bisa melihat, mendengar, menulis, berfikir secara langsung. Tidak ada sekat antara guru dan murid. Tidak ada sekat untuk memancarkan Nur ilmu kepada muridnya.

Istiqomah juga berkaitan akan keberhasilan para cendekia para Ulama. Ajeg akan apa yang ia jalani, bersungguh-sungguh akan yang ia jalani saat ini. Dengan tidak memandang terhadap yang lain. Hanya satu mendapatkan Nur ilmu, sehingga bisa melaksanakan hadis nya Nabi طلب العلم فريضة على كل مسلم.  Ia sudah melaksanakan kefarduan fardu ‘ain nya mencari Ilmu.

Jadi kita sebagai santri bersyukurlah masih bisa mengikuti tradisi belajar mengajar yang telah dilakukan sedari Nabi Muhammad mengajar kepada para sahabatnya, yang dilakukan para sahabat dalam belajar dan menyerap Nur kenabian dan Nur ilmu langsung dari Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم.  

Akankah kita belum mensyukurinya? Akankah kita ingin merasakan indahnya belajar mengajar? Akankah kita ingin merasakan Nur kenabian Nur ilmu? Dengan tanpa mengikuti apa yang sudah menjadi tradisi proses belajar mengajar dari zaman nya Nabi Muhammad? Sungguh amat sangat merugi pabila ada santri ingin merasakan Nur kenabian, Nur ilmu dengan tidak melakukan apa yang sudah dilakukan para Sahabat, para Tabi’in, para Ulama.

Mari kita pikiran kita, tubuh kita, hanya untuk selalu merasakan tradisi proses belajar mengajar seperti halnya sorogan, bandungan, halaqoh, musyawaroh, diniyah, maupun musyfahah dalam mengaji al-quran di Pondok pesantren yang kita tempati saat ini maupun pondok pesantren di mana pun berada. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar