Kajian kitab asrar al-shaum karangan Abi Hamid Muhamad bin
Muhamad Al-Ghozali
Dalam kitab asrar al-shaum pada
bagian yang kedua imam al-Ghazali menjelaskan bahwa puasa terbagi menjadi tiga
tingkatan.
Tingkatan pertama yaitu shaum
al-‘umum yaitu upaya menahan dari lapar dan dehaga serta menghindari segala
larangan dalam berpuasa seperti berhubungan badan dan lain sebagainya.
Tingkatan ini di lakukan oleh kebanyakan kita. Kita merasakan lapar dan haus di
dunia belum tentu mendapatkan pahala besar puasa sehingga kita perlu menaikan
ke tingkatan yang kedua yaitu shaum al-khusus.
Yaitu mencegah pendengaran,
penglihatan, lisan, tangan, kaki dan seluruh anggota badan dari segala
ma’shiyat. Puasa ini di lakukan oleh orang-orang sholeh. Untuk mendapat
kesempurnaan pada tingkatan ini perlu menjalankan enam hal:
1. menjaga pandangan dari hal-hal yang tercela. Pandangan yang
dapat menghilangkan tuhan dari hati orang yang berpuasa merupakan pandangan
yang tecela.
2. menjaga lisan dari perkataan yang
tidak bermanfaat, menjauhi berbohong, ghibah, namimah (adu domba), menebar
permusuhan dan lain sebagainya. Senantiasa diam dari berkata jelek dan
menyibukan diri dengan berdzikir dan membaca Al-qur’an merupakan puasa lisan.
3. menjaga pendengaran dari suara-suara
yang yang dilarang merupakan puasa pendengaran.
4. menjaga seluruh anggota badan
termasuk tangan dan kaki untuk tidak berlaku jelek. Tangan tidak di gunakan
untuk menyakiti orang lain dan kaki tidak melangkah untuk tujuan yang tidak
baik.
5. Tidak makan terlalu banyak Ketika
berbuka. Berbuka dengan makanan yang terlalu banyak dapat mengurangi keutamaan
berpuasa.
6. setelah berbuka puasa senantiasa
hatinya dijaga agar senantiasa takut akan puasa hari itu apakah diterima atau
tidak dan juga selalu berharap akan diterimanya puasa. Keseimbangan antara khauf
(takut) dan raja’ (harapan) terhadap puasa hari itu.
Tingkatan yang ketiga yaitu shaum
khusu al-khusus yaitu puasa hati dari segala keinginan-keinginan dunia
sehingga hati tidak berpaling dari allah. Pada tingkatan ini puasa akan batal
manakala dalam hati kita sesaat melupakan Allah dengan memikirkan berlebihan
terhadap perkara dunia. Tingkatan ini merupakan tingkatan yang paling tinggi
sehingga imam Ghozali menyampaikan bahwa
tingkatan puasa ini dilakukan oleh para nabi, shiddqin dan muqorrobin
(wali-wali Allah).
Penulis : Gus Rijal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar