11 April 2022

3 Tingkatan Puasa menurut Imam Al-Ghazali



Kajian kitab asrar al-shaum karangan Abi Hamid Muhamad bin Muhamad Al-Ghozali


Dalam kitab asrar al-shaum pada bagian yang kedua imam al-Ghazali menjelaskan bahwa puasa terbagi menjadi tiga tingkatan.


Tingkatan pertama yaitu shaum al-‘umum yaitu upaya menahan dari lapar dan dehaga serta menghindari segala larangan dalam berpuasa seperti berhubungan badan dan lain sebagainya. Tingkatan ini di lakukan oleh kebanyakan kita. Kita merasakan lapar dan haus di dunia belum tentu mendapatkan pahala besar puasa sehingga kita perlu menaikan ke tingkatan yang kedua yaitu shaum al-khusus.


Yaitu mencegah pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki dan seluruh anggota badan dari segala ma’shiyat. Puasa ini di lakukan oleh orang-orang sholeh. Untuk mendapat kesempurnaan pada tingkatan ini perlu menjalankan enam hal:


1. menjaga pandangan  dari hal-hal yang tercela. Pandangan yang dapat menghilangkan tuhan dari hati orang yang berpuasa merupakan pandangan yang tecela.

2. menjaga lisan dari perkataan yang tidak bermanfaat, menjauhi berbohong, ghibah, namimah (adu domba), menebar permusuhan dan lain sebagainya. Senantiasa diam dari berkata jelek dan menyibukan diri dengan berdzikir dan membaca Al-qur’an merupakan puasa lisan.

3. menjaga pendengaran dari suara-suara yang yang dilarang merupakan puasa pendengaran.

4. menjaga seluruh anggota badan termasuk tangan dan kaki untuk tidak berlaku jelek. Tangan tidak di gunakan untuk menyakiti orang lain dan kaki tidak melangkah untuk tujuan yang tidak baik.

5. Tidak makan terlalu banyak Ketika berbuka. Berbuka dengan makanan yang terlalu banyak dapat mengurangi keutamaan berpuasa.

6. setelah berbuka puasa senantiasa hatinya dijaga agar senantiasa takut akan puasa hari itu apakah diterima atau tidak dan juga selalu berharap akan diterimanya puasa. Keseimbangan antara khauf (takut) dan raja’ (harapan) terhadap puasa hari itu.


Tingkatan yang ketiga yaitu shaum khusu al-khusus yaitu puasa hati dari segala keinginan-keinginan dunia sehingga hati tidak berpaling dari allah. Pada tingkatan ini puasa akan batal manakala dalam hati kita sesaat melupakan Allah dengan memikirkan berlebihan terhadap perkara dunia. Tingkatan ini merupakan tingkatan yang paling tinggi sehingga imam Ghozali  menyampaikan bahwa tingkatan puasa ini dilakukan oleh para nabi, shiddqin dan muqorrobin (wali-wali Allah).

Penulis : Gus Rijal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar