24 Maret 2023

Merenungi Puisi Gus Mus: Nasihat Ramadhan Buat Mustofa Bisri

 

KH Mustofa Bisri Foto.Net
Puisi Gus Mus berjudul "Nasihat Ramadhan Buat Mustofa Bisri" merupakan salah satu dari sekian banyak puisi Gus Mus yang banyak dicari. 

Saat bulan Ramadhan, puisi ini selalu menjadi bahan refleksi untuk meluruskan kembali niat kita saat berpuasa. 

Hebatnya, karya puisi yang dikarang 31 tahun yang lalu oleh kiai sastrawan itu tak pernah lekang oleh waktu, tak pernah luput oleh zaman. 

Meskipun puisi ini Ia persembahkan untuk dirinya sendiri, namun bisa menjadi bahan muhasabah diri kita.  

Puisi Gus Mus Nasihat Ramadhan

Mustofa,

Jujurlah pada dirimu sendiri mengapa kau selalu mengatakan Ramadhan bulan ampunan apakah hanya menirukan Nabi atau dosa-dosamu dan harapanmu yang berlebihanlah yang menggerakkan lidahmu begitu.

Mustofa,

Ramadhan adalah bulan antara dirimu dan Tuhanmu. Darimu hanya untukNya dan Ia sendiri tak ada yang tahu apa yang akan dianugerahkan-Nya kepadamu. Semua yang khusus untukNya khusus untukmu.

Mustofa,

Ramadhan adalah bulanNya yang Ia serahkan padamu dan bulanmu serahkanlah semata-mata pada-Nya. Bersucilah untuk-Nya. Bersholatlah untukNya. Berpuasalah untukNya. Berjuanglah melawan dirimu sendiri untukNya.

Sucikan kelaminmu. Berpuasalah.

Sucikan tanganmu. Berpuasalah.

Sucikan mulutmu. Berpuasalah.

Sucikan hidungmu. Berpuasalah.

Sucikan wajahmu. Berpuasalah.

Sucikan matamu. Berpuasalah.

Sucikan telingamu. Berpuasalah.

Sucikan rambutmu. Berpuasalah.

Sucikan kepalamu. Berpuasalah.

Sucikan kakimu. Berpuasalah.

Sucikan tubuhmu. Berpuasalah.

Sucikan hatimu.

Sucikan pikiranmu.

Berpuasalah.

Sucikan dirimu.

Mustofa,

Bukan perut yang lapar bukan tenggorokan yang kering yang mengingatkan kedlaifan dan melembutkan rasa. Perut yang kosong dan tenggorokan yang kering ternyata hanya penunggu atau perebut kesempatan yang tak sabar atau terpaksa.

Barangkali lebih sabar sedikit dari mata tangan kaki dan kelamin, lebih tahan sedikit berpuasa tapi hanya kau yang tahu hasrat dikekang untuk apa dan siapa.

Puasakan kelaminmu untuk memuasi Ridha.

Puasakan tanganmu untuk menerima Kurnia.

Puasakan mulutmu untuk merasai Firman

Puasakan hidungmu untuk menghirup Wangi

Puasakan wajahmu untuk menghadap Keelokan

Puasakan matamu untuk menatap Cahaya

Puasakan telingamu untuk menangkap Merdu

Puasakan rambutmu untuk menyerap Belai

Puasakan kepalamu untuk menekan Sujud

Puasakan kakimu untuk menapak Sirath

Puasakan tubuhmu untuk meresapi Rahmat

Puasakan hatimu untuk menikmati Hakikat

Puasakan pikiranmu untuk menyakini Kebenaran

Puasakan dirimu untuk menghayati Hidup.

Tidak.

Puasakan hasratmu

hanya untuk Hadlirat-Nya!

Mustofa,

Ramadhan bulan suci katamu, kau menirukan ucapan Nabi atau kau telah merasakan sendiri kesuciannya melalui kesucianmu. Tapi bukankah kau masih selalu menunda-nunda menyingkirkan kedengkian keserakahan ujub, riya, takabur dan sampah-sampah lainnya yang mampat dari comberan hatimu?

Mustofa,

Inilah bulan baik saat baik untuk kerjabakti membersihkan hati.

Mustofa,

Inilah bulan baik saat baik untuk merobohkan berhala dirimu yang secara terang-terangan dan sembunyi-sembunyi kau puja selama ini. Atau akan kau lewatkan lagi kesempatan ini seperti Ramadhan-Ramadhan yang lalu.


(Aji/alazhar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar