28 Februari 2019

TASOWUR MASALAH KONFLIK ISLAM DI TIMUR TENGAH


Salah seorang ulama dari Mesir, Syekh Musthafa Zahran menegaskan bahwa Hizbut Tahrir merupakan organisasi politik. Hal itu ia katakan saat mengisi salah satu forum di Munas dan Konbes NU 2019, Rabu (27/2) malam di Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat.

Syekh Musthafa Zahran Mesir adalah pakar dan peneliti aliran-aliran klasik dan kontemporer dalam Islam. Dia menjadi pemateri kedua dalam Munas dan Konbes NU 2019 setelah Syekh Taufiq Al-Buthi.

Dalam forum yang dimoderatori Katib ‘Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf ini, Syekh Musthafa Zahran mengawali dengan menyebutkan fenomena yang terjadi pada akhir-akhir ini. Perubahan masa dari Daulah Khilafah Utsmaniyah ke republik berkembang di berbagai tempat dan negara. Bagaimana menyikapi perubahan tersebut?

Di antara aliran kontemporer yang disebut Syekh Musthafa adalah Hizbut Tahrir, organisasi politik yang didirikan oleh Taqiyuddin an-Nabhani.

"Hizbut Tahrir tidak mempunyai konsep yang utuh. Hanya mengambil semboyan-semboyan dari khazanah-khazanah kitab klasik Islam lalu mecocokkannya sesuai selera mereka sendiri. Lalu dijual tanpa memahami dengan baik konsep-konsep dari jargon yang dijualnya itu,” tegas Syekh Musthafa Nahran.

Lebih dijelaskan oleh Syekh Taufiq Ramadhan Al-Buthi yang berupaya menambahkan keterangan Syekh Musthafa Zahran. Syekh Taufiq mengatakan bahwa Hizbut Tahrir didirikan oleh Taqiyuddin an-Nabhani di Palestina. Namun dia menerima gaji dari Kerajaan Britania/Inggris. 
(Penulis: Bad'ul Hilmi Arromdoni/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar