Kegiatan ini merupakan ikhtiar untuk merawat nalar intelektual kaum santri, dan sebagai media untuk mencetak kader pemikir di kalangan pondok pesantren.
Inisiator kegiatan yang juga salah seorang pengasuh pondok pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo, KH Muhammad Bashiturrijal mengungkapkan, pelaksanaan Sekolah Bahtsul Masail (SBM) di Kota Banjar merupakan Ikhtiar pemerataan pelatihan yang dilaksanakan oleh LBM NU Jawa Barat.
"Ini kan edisi ke tujuh ya, artinya belum banyak terlaksana di wilayah Jawa Barat. Maka kami berikhtiar memaksimalkan program pelatihan ini dengan harapan mencetak kader-kader dalam bidang bahtsul masail, khususnya di Kota Banjar," ungkapnya.
Gus rijal, sapaan akrabnya, menambahkan, peserta kegiatan Sekolah Bahtsul Masail ini tidak hanya khusus untuk santri.
Ia mengajak siapapun yang ingin belajar tentang bahtsul masail untuk ikut dalam kegiatan tersebut.
"Pesertanya santri, pengurus LBM MWC NU Se-Kota Banjar, dan masyarakat umum," tambahnya.
Gus Rijal menilai, bahtsul masail merupakan ruh dari pesantren dan menjadi ruang untuk memecahkan berbagai problematika.
Ia berharap dengan mengikuti kegiatan ini, akan menambah wawasan dan pemahaman dalam mekanisme pengambilan hukum suatu perkara.
"Tujuannya adalah peserta memahami bahwa bahtsul masail sebagai istinbath hukum dan warisan ulama terdahulu khususnya ulama NU," terangnya.
Penulis: Zulfikar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar