Ilustrasi Nyate |
Alazharcitangkolo.com- Sate merupakan makanan khas Indonesia yang terbuat dari daging yang dipotong kecil, lalu ditusuk dengan tusukan lidi atau bambu, kemudian dipanggang di atas bara api. Sate disajikan dengan berbagai macam bumbu yang tergantung pada variasi resep sate sesuai selera.
Dalam tradisi kaum muslimin di Indonesia, khususnya santri, Idul Adha menjadi hari yang sangat istimewa dan ditunggu-tunggu, Sebab pada hari itu daging kurban melimpah.
Dengan banyaknya daging di momen Idul Adha, santri pun turut serta terlibat gotong royong dalam mengurus daging. Diantaranya ada bagian yang memotong daging, menimbang daging, serta membagikan kepada warga sekitar.
Tidak hanya mengurus daging kurban, santri juga mendapat jatah bagian daging, daging inilah yang akan dimasak dan dimakan bersama. Biasanya daging yang didapat akan dibuat sate secara bersama-sama.
Tradisi nyate di Pesantren pada momen Idul Adha dijadikan sebagai ruang silaturahim dengan teman-teman di pesantren. Lebih tepatnya untuk mempererat tali persaudaraan dan menciptakan kebersamaan yang harmonis.
Setelah pelaksanaan sholat hari raya Idul Adha dan bergotong royong mengurus daging kurban, para santri dengan sigap langsung menyiapkan peralatan dan bahan-bahan untuk membuat sate di komplek masing-masing.
Pengurus komplek mengkoordinir untuk pembuatan sate. Ada yang bertugas mengiris daging, ada yang tugasnya menyiapkan dan meracik bumbu sate, ada juga yang nusuk daging ke lidi dengan masing-masing lidi diisi lima sampai enam irisan daging. Terakhir, ada yang bertugas memanggang daging. Semua melaksanakan tugas nya dengan senang hati dan riang gembira. Karena, momen seperti ini hanya ada satu tahun satu kali di Pesantren.
Setelah semuanya selesai, sate pun siap untuk dihidangkan bersama nasi di wadah, biasanya menggunakan alas daun pisang dan dimakan bersama-sama. Dan acara nyate bersama di pesantren pun selesai. Santri merasa puas dan sangat memanfaatkan momen idul adha dengan sebaik mungkin.
Semoga tahun depan bisa merayakan hari raya Idul Adha bersama-sama dan bisa mengadakan tradisi nyate di pesantren lagi.
Penulis: Neli Fadilah / Santri Pondok Pesantren Citangkolo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar